Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

Dilema Menjadi Perempuan

Gambar
    Berada dalam pusaran perubahan yang sering dianggap sebagai kemajuan ataupun kemunduran   menuntut kita menjadi bagian dengan beradaptasi atau tergerus oleh perubahan itu sendiri.   Kemajuan sering kali memiliki standar umum yang kemudian mematikan nalar kritis peradapan mulai dari ide pembangunan hingga standar normative seorang individu.   Perlu menggali lebih dalam soal kedirian yang sebenarnya menjadi bagian dari target kita masing-masing, setidaknya kemudian menjadi akar bagimana berdiri di atas dunia yang tak pernah menjadi statis dan diperhadapan dengan berbagai gempuran perubahan. Dalam dunia dengan tsunami kemajuan teknologi yang pesat dengan tawaran segala instan yang dimiliki menghatar kita pada generasi   yang dipaksa keras untuk beradaptasi atau sekedar berselancar sebagai pasar empuk kapitalis. Kehadiran pandemic tak jarang menghantar kita menjadi generasi rebahan, terombang ambing di antara seliweran muatan dunia dalam genggaman. Kehadiran kita sebagai bagain dari

Cermin Retak

Gambar
  (Ilustrasi; pixabay) Saya mendekapnya hangat, merasakan lebih dalam hangat nafas dan detak jantung. Menyelam isi kepala hingga carut marut batin yang perlahan tenang. Bola mata yang untuk kesekian kalinya memerah dengan pipih berlinag butir bening. Dalam dan tenang. Ditariknya nafas dengan udara yang seakan menjadi yang terakhir, melepasnya pergi dalam diam. Banyak waktu telah pergi, hari yang menghilang dan tertinggal dalam benak hingga tanpa jejak bak setapak bekas di bibir pantai. Waktu adalah terfana yang pergi tanpa ampun membawa kita makin dekat pada kematian. Entah mati sebagai akhir atau sebuah awal, kita punya hati dan kepala yang tidak habis berdebat soal hidup. Saya disini yang menatap kedepan seperti penderita rabun jauh, masa depan adalah sebuah kepastian dalam remang fokus, harap adalah nafas. Kuberpulang, dalam empuk bahu yang lama kulepas. Menjadi penghianat atas berjuta ujung ratap dan komitmen yang sudah kami bangun. Sering kita pergi, lalu melup